Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amidan meminta masyarakat tidak mempermasalahkan perbedaan awal Ramadan. Masyarakat, kata dia, harus saling menghormati.
"Kami minta kepada masyarakat, kalau nanti berbeda jangan dipertajam, jangan dibesar-besarkan," kata Amidan saat berbincang dengan VIVAnews, Kamis 19 Juli 2012.
Menurut Amidan, penentuan awal Ramadan memiliki dasar hukum dan metode masing-masing. Perbedaan, mungkin saja terjadi. Sehingga klaim sah dan tidak sah tidak diperlukan. "Jangan sampai merasa paling benar, karena semua ada dasar hukumnya," kata Amidan.
Menurut dia, MUI sendiri akan mengikuti ketetapan dari pemerintah. Namun demikian, MUI menghargai anggotanya jika nanti mengambil keputusan berbeda dengan pemerintah. "Kami persilakan, kami menghargai perbedaan, karena organisasi di bawah MUI itu sangat banyak," tutur Amidan.
Penentuan awal Ramadan oleh pemerintah baru diputuskan sore nanti. Namun, sejumlah Ormas Islam telah menentukan awal Ramadan.
Muhammadiyah menetapkan 20 Juli 2012 sebagai awal puasa. Sementara itu, Jamaah Naqsabandiyah di Padang telah berpuasa Ramadan sejak kemarin.
0 komentar:
Posting Komentar