Review http://wwwmozillacom.blogspot.com/ on alexa.com
Josha Kilpek

Jelajahi isi Blog ini







Selasa, 31 Juli 2012

Penemuan Senyawa Anti Malaria dari Daun Cengkih Berhasil Dikembangkan UGM


Minyak daun cengkih sudah lama dikenal mempunyai berbagai khasiat untuk pengobatan seperti obat sakit gigi dan bahan anestesi gigi. Minyak dauan cengkih ternyata bisa menjadi senyawa anti malaria.


Selama ini penyakit malaria yang berkembang di daerah tropis itu dalam penanggulangannya masih belum optimal. Vektor malaria (nyamuk Anopheles) yang resisten/kebal terhadap insektisida dan parasit (Plasmodium). Di beberapa negara plasmodium juga sudah resisten terhadap obat antimalaria (Klorokuin) komersial.

Berdasarkan hal itu, tiga mahasiswa jurusan Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM), Dhina Fitriastuti, Imelda Octa Tampubolon, dan Putri Ernia Wati mencoba melakukan penelitian mengenai senyawa anti malaria yang didapatkan dari minyak daun cengkih.

"Penelitian senyawa anti malaria ini memang belum diujikan langsung pada hewan dan manusia. Untuk menjadi obat prosesnya masih lama dan panjang uji cobanya," kata Dhina kepada wartawan di Kampus UGM, Selasa (31/7/2012).

Menurut Dhina minyak daun cengkih di Indonesia merupakan produk alami yang tidak mahal. Minyak atsiri ini mempunyai komponen yang paling dominan eugenol.

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan eugenol ini dapat diubah menjadi senyawa 3,4-dimetoksi benzaldehida (veratraldehida) melalui proses isomerisasi, oksidasi dan metilasi.

"Salah satu senyawa antimalaria baru yang dapat disintesis adalah (1)-N-(3,4-dimetoksibenzil)-1, 10-fenantrolinium bromida dan dapat dihasilkan dari minyak daun cengkih," katanya.

Berdasarkan hasil tersebut, senyawa (1)-N-(3,4-dimetoksibenzil)-1, 10-fenantrolinium bromida memiliki nilai IC50 yang lebih kecil dari klorokuin.
"Ini artinya senyawa hasil sintesis memiliki aktivitas antimalaria yang lebih baik daripada klorokuin," ungkapnya.

Menurut Dhina penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu langkah awal dari pembuatan obat malaria. Senyawa aktif hasil sintesis ini masih perlu diuji klinik lebih lanjut, yaitu meliputi uji in vivo, uji mekanisme aksi dan toksisitas.

Untuk melakukannya, diperlukan kerjasama interdisipliner ilmu yaitu dengan pihak kedokteran (dalam uji lanjutan) dan pihak farmasi (dalam pembentukan sediaan obat).

"Selanjutnya akan kita lakukan uji toksisitas apakah senyawa ini beracun di tubuh atau tidak. Harapan kami, senyawa ini bisa digunakan secara luas dan menjadi alternatif obat malaria," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 5011. wwwGooglecom . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design not original by Siphe Mamahnya Qiral . Published by Josha Kiplek