Review http://wwwmozillacom.blogspot.com/ on alexa.com
Josha Kilpek

Jelajahi isi Blog ini







Selasa, 24 Juli 2012

Inilah Jenis Multitasking yang Paling Berbahaya

Multitasking adalah kemampuan untuk melakukan 2 jenis kegiatan atau lebih pada saat bersamaan dengan mengandalkan audio (bicara) maupun visual (penglihatan).



Berdasarkan survei yang dilakukan para peneliti di Ohio State University, beberapa jenis multitasking ada yang lebih berbahaya dibandingkan jenis lainnya.

Jenis multitasking yang berbahaya adalah jika mengandalkan visual visual contohnya SMS sambil menyetir dimana dua kegiatan ini mengandalkan penglihatan secara bergantian.

Multitasking visual visual lebih berbahaya dibanding audio visual. Audio visual lebih aman dibandingkan dengan visual-visual contohnya dengar lagu sambil nyetir.

Peneliti menemukan orang yang melakukan multitasking dengan 2 tugas visual sekaligus cenderung kurang berhasil daripada ketika melakukan tugas visual dan audio.

Peneliti meminta 32 orang mahasiswa untuk menentukan apakah 2 garis di layar komputer adalah sama. Setelah menyelesaikan tugas tanpa multitasking, peserta diminta menyelesaikan tugas yang sama sambil berkomunikasi dengan seseorang bernama Jennifer dalam waktu 6 menit.

Setengah dari peserta berkomunikasi dengan Jennifer melalui voice chat semisal Google Talk menggunakan mikrofon dan headset, sedangkan separuh sisanya berkomunikasi lewat Google Chat.

Secara umum, kegiatan multitasking mengurangi kemampuan dalam melakukan 2 tugas yang berbeda. Namun tingkat penurunan kemampuan yang diamati pada peserta bervariasi secara luas sesuai dengan tugas yang diberikan.

Penelitian yang dimuat jurnal Computers in Human Behavior ini menggunakan teknologi pelacak tatapan mata untuk memantau pandangan mata subjek.

Para peneliti menemukan bahwa orang yang melakukan 2 tugas visual menghabiskan waktu lebih lama dan matanya lebih banyak bergerak dibandingkan dengan yang melakukan tugas visual dan audio.

Multitasking akan mengganggu semua jenis aktifitas. Para peserta yang berkomunikasi dengan Jennifer melalui audio mengalami penurunan kemampuan sebanyak 30 persen. Tapi peserta yang berkomunikasi lewat Google chat mengalami penurunan kemampuan lebih banyak, yaitu sebesar 50 persen. Selain itu, peserta yang berkomunikasi lewat audio lebih berhasil dalam menyelesaikan tugasnya.

Anehnya, peserta yang melakukan 2 tugas visual merasa hasil tugas yang dilakukannya lebih baik dibandingkan peserta yang mengerjakan tugas lewat visual dan audio.

"Perbedaan keyakinan ini muncul dari kemampuan peserta dalam merespons percakapan dengan Jennifer hanya ketika ingin saja dan kelompok lain yang memiliki perangkat audio dianggap menyita perhatian. Mereka juga berpikir akan lebih efisien mengerjakan tugas bila hanya melakukan 2 tugas visual," kata peneliti, Zheng Wen, PhD seperti dilansir Medical Daily, Selasa (24/7/2012).

Para peneliti yakin bahwa penelitian ini akan berdampak pada banyak hal, misalnya pada orang yang mengemudi sambil menggunakan GPS. Pengemudi harus berfokus pada isyarat audio yang diberikan, bukan isyarat visual. Inilah sebabnya para pengemudi merasa lebih dapat mengontrol kendaraan ketika berkirim pesan lewat SMS daripada berbicara di telepon, meskipun yang benar adalah kebalikannya.

Sebagian besar negara di Amerika Serikat memiliki hukum yang melarang penggunaan telepon seluler saat mengemudi. Multitasking ketika mengemudikan kendaraan bisa berakibat fatal dan berujung pada kecelakaan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 5011. wwwGooglecom . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design not original by Siphe Mamahnya Qiral . Published by Josha Kiplek