Review http://wwwmozillacom.blogspot.com/ on alexa.com
Josha Kilpek

Jelajahi isi Blog ini







Kamis, 12 Juli 2012

Kenapa Sinetron Menginspirasi Pembunuhan di Yaman?


Bersikaplah selektif dalam memilih tontonan, agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Salah-salah bisa bernasib seperti seorang pria Yaman, yang dieksekusi setelah membunuh lima orang untuk meniru adegan sinetron Turki yang ditontonnya.


Hal ini diakui sendiri oleh sang pelaku, Mohammed Ali Azab. Menurut harian Al Arabiya, Rabu 11 Juli, Azab mengakui bahwa sinetron Turki 'Lembah Serigala' telah menginspirasinya untuk membunuh.

Awalnya, Azab bertikai dengan seorang pria di distrik Dawran, wilayah Dhama. Kalap, dia pun menembaki lima orang, termasuk ibu dari pria yang bertikai dengannya. Setelah pelurunya habis, Azab pun menyerahkan diri.

Berdasarkan ketentuan umum yang berlaku di Dhama, kasus Azab ditangani oleh pengadilan adat. Diapun akhirnya divonis mati karena keluarga korban menolak memaafkannya.

Sinetron dalam beberapa tahun terakhir menjadi tontonan wajib bagi beberapa orang di Yaman. Namun, cerita sinetron yang kebarat-baratan dinilai bertentangan dengan adat budaya Yaman. Pengaruh buruk sinetron disebut sebagai dalang meningkatnya angka perceraian di negara itu.

Salah satu sinetron berjudul "Noor" menyumbang hal ini. Beberapa istri di Yaman yang menonton Noor menggugat cerai suaminya karena dianggap tidak seromantis pria di sinetron. Bulan lalu, seorang istri berusia 20 tahun menceraikan suaminya karena tidak memakai celana jeans, persis aktor di film Noor.

"Sinetron ini hadir di tengah masyarakat Yaman yang konservatif dan memperkenalkan nilai sosial yang asing serta bertentangan dengan keyakinan beragama dan norma. Ini akan mengancam identitas mereka," kata ahli sosiologi di Yaman, Khaled Modhesh.
http://dunia.news.viva.co.id/

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 5011. wwwGooglecom . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design not original by Siphe Mamahnya Qiral . Published by Josha Kiplek